OTOTEKNOPLUS – Menjelang datangnya hari Raya Idul Adha terdapat beberapa amalan sunnah berupa puasa Tarwiyah dan Arafah.
Puasa sunnah tersebut bisa dilaksanakan sesuai tanggal yang sudah ditentukan, yakni 8 Dzulhijjah 1445 H/15 Juni 2024 atau dua hari sebelum Idul Adha untuk puasa Tarwiyah.
Sementara, untuk puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah 1445 H/16 Juni 2024.
Lalu, apakah kedua puasa ini bisa digabung dengan hutang puasa Ramadhan?
Menurut Ustadz Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) niat qadha puasa Ramadhan yang digabung dengan puasa Tarwiyah dan Arafah tetap sah dilakukan.
Menariknya lagi, bahkan orang yang melaksanakan hal tersebut akan mendapatkan keutamaan dari puasa sunnah tersebut.
“Qadha puasa Ramadhannya tetap sah. Sedangkan ia sendiri tetap mendapatkan keutamaan yang didapat oleh mereka yang berpuasa dengan niat puasa sunnah Arafah,” katanya dalam tulisannya di NU Online dikutip pada Sabtu, 15 Juni 2024.
Pernyataan tersebut juga didasari pada keterangan Syekh Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Mathalib, sebagai berikut:
“Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura misalnya untuk qadha atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura. Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, Al-
Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami,” demikian potongan keterangan Syekh Zakariya Al-Anshari.
Selain itu, keterangan serupa juga terdapat pada kitab l’anatut Thalibin dari Sayyid Bakri yang dikutip Ustadz Alhafid.
Menurut Sayyid Bakri, orang yang berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan untuk dipuasakan akan mendapatkan keutamaan sebagai mereka yang berpuasa sunnah pada hari tersebut, meskipun niatnya adalah qadha puasa atau puasa nazar.