Meski demikian, Justin menyoroti kapasitas striker Timnas yang masih belum mampu menyandang predikat haus gol.
Walau penyerang utama yang miliki Timnas, seperti Rafael Struick, Ramadan Sananta, atau Dimas Drajat merupakan striker terbaik yang ada, tapi kemampuan dan naluri mencetak gol perlu lebih dipertajam.
“Struick itu bagus. Dua gol ke gawang Korsel di Piala Asia U23 lalu menunjukkan kualitasnya. Tapi striker kan dinilai dari gol yang banyak, dan untuk Struick masih terlalu sedikit. Semua striker kita bagus dan sudah dicoba, namun belum ada yang mampu. Untungnya, ketika striker kita belum mampu, ada pemain lain, seperti pemain tengah atau belakang yang bisa cetak gol. Namun untuk ke depan, kita perlu striker yang tajam. Coba bayangkan, tanpa striker tajam saja peringkat kita naik 40 poin. Bagaimana jika kita punya striker yang haus gol? Bukankah peringkat kita akan lebih melesat,” tambah Koci.
Oleh karena itu, menurutnya target yang dicanangkan Indonesia masuk 100 besar FIFA akan tercapai dalam waktu dekat. “Selama masih ada Erick Thohir dan timnas ditangani Shin Tae-yong, maka saya optimistis bisa berada di 70 atau 80 besar. Jika Arab Saudi saja ada di posisi 54 FIFA, maka kita harus yakin bisa pula seperti mereka. Bagi saya peringkat 100 FIFA itu bisa dengan tutup mata saja. Tapi jangan puas dengan posisi 100 FIFA, ke depannya harus lebih naik dan dalam 6 hingga 7 tahun lagi, kita bisa bersaing dengan Arab Saudi,” tuturnya seraya menambahkan catatan bahwa Erick Thohir harus tetap menjadi Ketua Umum PSSI.
Terkait dengan kepemimpinan Indonesia yang beralih dari Presiden Joko Widodo ke Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, mantan pelatih timnas futsal ini berharap pemerintah jangan menghentikan dukungan dan perhatian total kepada perkembangan sepakbola nasional yang sudah berada di jalur yang sesuai.
Menurut Koci, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir sudah berjalan ke arah yang benar mulai dari perbaikan kualitas wasit, penggunaan VAR di kompetisi Liga 1, sepakbola putri diperhatikan, hingga peningkatan level kualitas Timnas Indonesia.
“Untuk kami, orang-orang sepakbola kan kita mau sepakbola maju. Timnas sudah maju, kompetisi Liga membaik dengan VAR, sepakbola wanita juga sudah datangkan pelatih Jepang. Artinya, bagi kami orang sepakbola perkembangannya secara overall nyata sekali. Progres atau kemajuan itu sebuah prestasi. Kini kita juga berharap dan yakin di tangan Presiden Prabowo, sepakbola kita akan makin maju dan terbang makin tinggi,” jelasnya.